Minggu, 25 Januari 2015

9 mitos hantu tradisional di indonesia

9 Mitos Hantu Tradisional di Indonesia

Hantu, bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia mungkin percaya tentang cerita hantu, selain itu ada juga kisah-kisah tradisional yang tetap mempercayai dengan adanya hantu versi daerah.
Mitos hantu seperti, kuntilanak, pocong dan tuyul, mungkin menjadi yang paling populer bagi masyarakat Indonesia. Selain itu ada juga beberapa yang hanya populer di daerah-daerah tertentu, seperti di pulau Jawa dikenal seperti Genderuwo.

Mari kita lihat beberapa hantu versi daerah.

1. 

Cerita tentang kuntilanak, entah benar atau tidak, tapi banyak yang percaya bahwa hantu yang berwujud perempuan ini memang ada.
Kisah kuntilanak ini sebenarnya berawal dari tanah Melayu, yang dikenal sebagai "Puntianak", oleh karena itu orang di Sumatra maupun di Kalimantan Barat, istilah "kuntilanak" dikenal sebagai "Punti" atau "Puntianak".
Konon, Kuntilanak berawal dari kisah seorang perempuan yang mati bunuh diri, akibat ditinggal sang kekasih. Setelah bunuh diri, arwahnya bergentayangan mencari sang suami. Dari cerita-cerita orang, bahwa Kuntilanak ini lebih sering menampakkan diri kepada laki-laki yang lewat tempat sepi di malam hari. Mungkin si kuntilanak menyangka bahwa laki-laki ini suaminya ? atau mungkin cuma iseng menggoda setiap laki-laki yang ia temui. Kata orang, kalau ditancapkan sebuah paku ke kepala si kuntilanak ini, maka ia akan menjelma menjadi perempuan cantik. Wah !!?? ada-ada saja. ngimpi ...

2. Pocong
Cerita tentang pocong, tidak kalah populernya dengan kisah kuntilanak. Bahkan di media televisi juga sering memunculkan tokoh pocong.
Pocong, dikisahkan dari seseorang yang telah dikubur, tapi arwahnya tidak diterima, karena kematian yang tidak wajar, sehingga arwahnyapun bergentayangan dengan bentuk masih berbungkus kain kafan, lengkap dengan ikatan pocong di atas kepalanya. Pocong menurut orang yang pernah melihatnya (entah benar atau tidak), biasanya melakukan gerakan loncat-loncat (karena kakinya masih terbungkus kain kafan, dan tidak bisa berjalan), sehingga dengan gerakan loncat-loncat inilah ia memindahkan tubuhnya. kasian ya ! coba naik kursi roda pasti asyik!

3. Tuyul
Si pencuri cilik, ini disebut tuyul. Menurut cerita, bahwa tuyul berwujud anak kecil berkisar usia antara 5 s.d. 8 tahun, yang meninggal, tapi karena meninggalnya tidak wajar, maka arwahnya pun gentayangan.
Menurut cerita orang-orang, si tuyul hantu nakal ini sering dimanfaatkan (semacam dipelihara) oleh orang jahat, untuk dimanfaatkan sebagai pencuri. Tapi karena si tuyul ini masih anak-anak, maka ketika melakukan tugas mencurinya sering gagal, karena apabila ia melihat anak-anak sepantaran dia bermain di halaman, maka ia akan ikut bermain dengan anak-anak tersebut, walaupun anak-anak tersebut tidak mengetahui keberadaannya. Karena asyiknya bermain maka ia pun lupa dengan "tugas" mencurinya. Nah lho! biar dah jadi hantu, tapi tetap aja anak kecil!

4. Gendruwo
Ini hantu versi pulau Jawa. Bagi masyarakat Jawa, kisah Genderuwo ini sangat dipercayai.
Genderuwo atawa Gendruwo, konon masih sepupu sama jin yang bergentayangan di alam manusia, jahat, pemarah dan punya kebiasaan buruk suka mengganggu manusia. Genderuwo memiliki bentuk yang sangat menyeramkan, mungkin mirip monster kaya di film-film. Karena jahatnya genderuwo ini, ia bisa memberi penyakit kepada manusia yang diganggunya, bahkan bisa menyebabkan kematian. Tapi semua itu hanyalah sekedar cerita rakyat dari mulut ke mulut di pulau Jawa (khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur), yang tentu saja diragukan kebenarannya ceritanya. Ah ..nakut-nakutin aja nih wong jowo! wedi aku

5. Leak
Ini merupakan cerita rakyat yang populer di kalangan masyarakat Bali.
Kisah tentang Leak merupakan cerita turun temurun yang tetap terpelihara hingga sekarang. Kisah Leak sendiri sangat populer dan sering ditampilkan pada seni tari tradisional Bali, yang menjadi ciri khas utama pulau Bali.
Leak sendiri, sebenarnya bukanlah sosok hantu, seperti kisah hantu lainnya. Leak adalah seseorang yang mengenyam ilmu yang disebut "Ilmu Leak". Yang mengamalkan ilmu ini, ia bisa berubah menjadi Leak, yaitu semacam kepala yang melayang-layang, dengan lidah menjulur. Tidak tahu pasti seperti apa wujud Leak sebenarnya, tapi dari ilustrasinya, begitulah digambarkan.
Seperti kebanyakan anggapan orang, bahwa Leak itu, jahat dan bisa mengganggu manusia. Tapi menurut cerita orang setempat, bahwa Leak tidaklah berbahaya dan tidak akan menyakiti manusia.
Serem juga ah!

6. Begu Ganjang
Yang satu ini, adalah kisah hantu dari tanah Batak Sumatra. Cerita tentang begu ganjang yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "hantu panjang". Menurut ceritanya, bahwa hantu ini berukuran sangat tinggi. Kadang bisa terlihat berukuran normal seperti manusia biasa, tapi secara perlahan dia akan tumbuh tinggi, sehingga saat kita terus melihatnya dan kepala akan mendongak ke atas. Pada saat itulah si begu ganjang ini akan mencekik leher kita hingga mati, atau menggigit leher kita.
Pada masa sekarang ini, terutama di perkotaan banyak orang tidak percaya lagi dengan kisah hantu seperti ini, tapi bagi masyarakat yang masih tinggal di perkampungan sebagian masih percaya dengan adanya "begu ganjang" ini. Banyak penuturan orang kampung, yang bercerita tentang pertemuan dengan makhluk astral ini. Walaupun tidak bisa dibuktikan kebenaran ceritanya.
Yang ini kayaknya pegang rekor sebagai hantu tertinggi di dunia ya .. hehe



7. Kuyang
Cerita tentang "kuyang" berasal dari tanah Kalimantan. Di kalangan masyarakat Dayak maupun suku Banjar, sebagian besar masih mempercayai kisah tentang kuyang ini. Istilah "kuyang" sendiri kadang disebut juga sebagai "Stelit Dayak", yaitu sosok kepala perempuan yang terbang melayang mencari darah ibu-ibu yang baru melahirkan. Konon kuyang akan menghisap darah si ibu sampai habis, tidak jarang terjadi kematian bagi si ibu yang baru melahirkan tersebut. Tapi cerita ini disangkal oleh masyarakat Dayak sendiri, tentang sosok kuyang menjadi penyebab kematian bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Dikatakan bahwa kuyang bukanlah hantu seperti yang selama ini dituduhkan, dan kuyang juga tidak akan menyebabkan kematian bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, apalagi sampai menghisap darah sang bayi. Karena si kuyang hanya menghisap darah kotor yang dikeluarkan oleh ibu yang baru melahirkan, dan tentunya tidak akan menyebkan kematian.
Kuyang adalah semacam ilmu yang diamalkan oleh masyarakat dayak pada masa lalu. Dan ketika orang yang mengenyam ilmu itu meninggal, ternyata ilmu itu menurun secara otomatis kepada salah seorang anaknya. Sang anak itupun tidak menyadari bahwa ia memiliki ilmu "kuyang". Di kala ia sedang tertidur di malam hari, kepalanya akan lepas dengan sendirinya beserta usus-ususnya. Pada saat kuyang sedang melayang ia akan memancarkan cahaya merah, yang menjadi pertanda bahwa sang kuyang sedang mencari santapannya, apabila sudah terpenuhi, maka cahaya tersebut akan berubah menjadi warna biru atau hijau.
Wajah sih bolehlah, tapi leher ke bawah .. aduh ngeriii!

8. Pokpok
Hantu "pokpok" ini merupakan kisah dari tanah Sulawesi. Paling populer kisah ini adalah di Minahasa Sulawesi Utara, yang dikenal dengan nama "pokpok", sedangkan di Toraja Sulawesi Tengah dan Selatan juga ada cerita sejenis yang dikenal dengan sebutan "po'pok".
Kisah "pokpok" ini mungkin mirip dengan kisah "kuyang" di Kalimantan, yaitu tentang sosok kepala terbang yang mencari mangsa, ibu-ibu yang baru melahirkan akan dihisap darahnya sampai mati, dan sekaligus menghisap darah sang bayinya. Sedikit berbeda dengan kisah "kuyang" dari kalimantan yang tidak "jahat" yang tidak sampai membunuh korbannya, sedangkan "pokpok" bisa sangat mematikan. Selain itu "pokpok" tidak hanya berwujud kepala perempuan yang melayang, tapi juga bisa terlihat dengan wujud kepala laki-laki.
Istilah "pokpok" sendiri karena di saat melayang terbang "pokpok" mengeluarkan suara "pok", "pok", "pok". Suara seperti ini sering membuat warga di perkampungan ketakutan dan tidak berani keluar rumah. Oleh karena itu sering warga perkampungan di Minahasa melakukan perburuan terhadap "pokpok" ini.
Ngeri juga nih!

9. Kaboter
Kisah tentang "kaboter", juga berasal dari tanah Sulawesi, tepatnya tanah Minahasa dan Manado. Beberapa pendapat yang salah sering menyamakan "kaboter" dengan "tuyul. Kaboter berwujud manusia kecil, mungkin mirip "tuyul", tapi bedanya "kaboter" berwujud manusia dewasa yang bertubuh kecil, bukan kerdil, tapi berukuran mini. Menurut cerita "kaboter" tidaklah berbahaya, hanya saja dia suka bermain-main di lingkungan manusia, terutama di lingkungan halaman rumah. Walaupun manusia yang berada di dekatnya tidak menyadarinya, tapi kadang terjadi juga penampakan secara tidak sengaja. Konon, kalau kita menabur-naburkan kacang hijau di lingkungan dekat hutan, atau dekat tepian sungai, atau daerah semak-semak dan pepohonan sekitar hutan, maka si "kaboter" akan datang menghampiri kita, menyangka kita akan mengajaknya bermain.
ih lutunya! eh ngeri ya?

sumber:http://planet-berita.blogspot.com/2014/05/9-mitos-hantu-tradisional-di-indonesia.html

batu akik termahal di indonesia

Batu cincin terbaik dan paling populer atau terkenal, baik di Indoensia maupun di mancanegara 2015 – Cincin merupakan perhiasan yang sudah dikenal dan dikenakan banyak orang sejak ribuan tahun lalu baik bagi wanita maupun pria. Cincin diletakkan pada jari tangan dan dan melingkar pada bagian jari manis atau jari tengah. Belakangan ini batu cincin akik/permata telah menjadi buruan banyak orang
Secara tradisi biasanya cincin terbuat dari logam mulia, perak atau campuran dari bahan-bahan lain seperti tembaga, perunggu, kuningan krom dan lain-lain. Untuk memperindah tampilan sebuah cincin dilengkapi dengan ukiran dan dihias dengan permata seperti intan, berlian atau batu akik.
Baca: Batu cincin termahal di dunia
Jika selama ini, cincin batu permata banyak digunakan kalangan orang-orang yang sudah dewasa namun belakangan cincin sudah banyak digunakan kalangan muda dan remaja bahkan saat ini cincin dengan batu akik telah menjadi tren dan gaya hidup, sehingga harga batu cincin semakin mahal karena semakin banyaknya peminat dari berbagai kalangan. Berikut ini jenis batu cincin akik populer dan termahal di Indonesia :
1. Batu Bacan
1 batu-bacanBatu bacan merupakan jenis batu mulia/akik asal Indonesia dan banyak ditemukan di daerah Halmahera Selatan Maluku Utara tepatnya di pulau bacan. Jenis batu bacan paling populer dan banyak dicari jenis batu bacan doko dan batu bacan palamea.
Kedua jenis batu ini menag tengah menjadi incaran, baik bagi penghobi maupun kolektor. Perbedaan batu bacan doko dan palamea terletak pada warnanya. Doko memiliki warna hijau gelap sedangkan jenis palamea berwarna hijau kebiruan. Harga batu bacan sendiri mulai dari ratusan ribu puluhan juta rupiah.
2. Batu cincin Safir
1 batusafirSafir merupakan batu permata yang diminati banyak kalangan baik di Indonesia maupun di berbagai negara. Namun harganya yang mahal tidak semua orang mampu memiliki jenis batu alam yang indah ini. Safir termasuk mineral yang dikenal sebagai korundum dan secara umum digunakan sebagai permata cincin yang indah atau untuk perhiasan jenis lainnya.
Batu permata ini memiliki banyak variasi warna seperti warna biru, jingga, kuning, merah muda, kehijauan dan ungu. Khasiat batu safir dipercaya untuk menenangkan pikiran dan memancarkan aura positif untuk mengembangkan daya pikir bagi pemakainya
3. Batu Cincin Zamrud
batu zamrudJenis permata ini memiliki warna hijau bening sampai hijau tua dan sudah dikenal banyak orang sejak ribuan tahun sebagai permata indah dengan harga mahal. Batu zamrud memiliki kekerasan 7.5 pada skala mohs  dan permata ini dianggap sebagai lambang kemakmuran dan kedamaian.
4. Batu Cincin Ruby
Batu Ruby sering juga disebut batu merah delima termasuk salah satu dari sekian banyak batu permata yang paling disukai di dunia termasuk di Indonesia. Harga batu ini bervariasi tergantung tingkat keunikan dan kualitasnya. Batu ruby dipercaya sebagai simbol kekuatan dan keberanian
5. Batu Topaz
blue topaz
Batu topaz memiliki banyak warna seperti kuning, biru dan jingga agak kemerahan. Jenis batu ini banyak ditemukan di banyak negara seperti Sri Lanka, Rusia, Brazil, Meksiko dan masih banyak lagi negara penghasil batu yang banyak diguakan sebagai perhiasan ini.
Seperti batu mulia pada umumnya, topaz dipercaya menandung energi alam yang bermanfaat bagi pemakainya baik yang berkaitan dengan kesehatan jazmani maupun  rohani seperti menghilangkan depresi, memaksimalkan daya kerja otak serta dipercaya bisa membawa kedamaian.
6. Batu Opal (Kalimaya)
batu kalimayaOpal atau Batu kalimaya merupakan jenis batuan mulia yang paling banyak dicari baik oleh penghobi maupun kolektor. Keindahan batu ini sudah tidak diragukan lagi, bahkan mereka yang baru mengenal batu mulia sekalipun akan tertarik dengan pesona batu yang mampu mengeluarkan aneka macam warna tersebut.
Baca Juga : Batu Kalimaya Dan Khasiatnya
Batu opal di Indonesia dikenal dengan istilah kalimaya dan banyak ditemukan di Daerah Banten. Harga batu kalimaya sendiri bervariasi tergantung kualitas layaknya batu akik pada umumnya. Harga batu opal/kalimaya termahal sekita 2.500 dollar/karat.
7. Batu Sungai Dareh
1 sungai-darehBatu akik sungai dareh termasuk salah satu batu cincin populer dan termahal saat ini. Batu asal Sumatera Selatan itu kini tengah menjadi incaran para penghobi maupun kolektor. Popularitas batu itu mulai menanjak sejak Presiden SBY dan Barak Obama (Presiden Amerika) di duga mengenakan batu tersebut di jari tangan mereka.
Harga batu sungai dareh berkualitas tentu saja sangat mahal bahkan, namun untuk kualitas sedang yang banyak dijual di pasaran lokal harganya cukup terjangkau, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
8. Batu Giok
batu giokDi Indonesia batu giok sudah dikenal sejak lama, namun popularitas batu ini tidak pernah luntur, terlebih ditengah semakin tingginya penghobi batu akaik belakanhgan ini, sehingga membuat harga batu giok makin mahal.
Keindahan Giok dengan khas warna hijau banyak dijadikan sebagai perhiasan, seperti mata cincin, kalung, liontin dan lain-lain. Namun sebagian orang masih percaya bahwa batu yang sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi di China itu dipercaya bisa membawa keberuntungan, ketentraman dan kedamaian bagi pemiliknya. Baca: Khasiat Batu Giok
9. Batu Kecubung (Amethyst)
batu akik kecubungBatu kecubung termasuk salah satu dari sekian banyak batu akik yang juga tengah menjadi incaran banyak penghobi. Warna khas ungu yang terdapat pada batu ini membuat batu yang biasa disebut Amethyst di pasaran intenternasional itu terlihat mempesona.
Tak hanya bisa dijadikan sebagai perhiasan kecubung juga dipercaya sebagai batu pembawa keberuntungan Baca : Khasiat Batu Kecubung
10. Batu Lavender
batu lavender baturajaDalam sebuah kontes nasional yang pernah diadakan beberapa waktu lalu, Jenis batu lavender spritus baturaja masuk dalam kategori batu terbaik dan berhasil memenangkan kontes, sehingga batu ini menjadi buruan banyak kolektor.
Harga batu lavender yang berhasil memenagkan kontes ditawar Rp. 175 juta namun sang pemilik belum melepasnya. Sejak saat itu batu yang banyak ditemukan di wilayah Simpang dan Segara Kembang Kecamatan Lengkiti Oku Sumatera selatan itu menjadi incaran banyak kolektor dan masuk dalam jajaran batu terpopuler baik di Indonesia maupun di pasaran internasional.
Selain batu yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak batu cincin terkenal dan termahal jenis lain yang saat ini tengah populer di Indonesia termasuk batu giok aceh atau lebih dikenal dengan sebutan Batu Lumut Aceh, batu obi, labrador atau jenis lain.
Advertisement

sejarah syekh sunan rohmat suci

Oleh : Dr Rochajat Harun Med.
Godog adalah suatu daerah pedesaan yang indah dan nyaman berjarak 10 km kearah timur dari kota Garut. Berada pada desa Lebakagung, kecamatan Karangpawitan, kabupaten Garut. Disana terdapat makam Prabu Kiansantang atau yang dikenal dengan sebutan Makam Godog Syeh Sunan Rohmat Suci.
Hampir setiap waktu banyak masyarakat yang ziarah, apalagi pada bulan-bulan Maulud. Prabu Kiansantang atau Syeh Sunan Rohmat Suci adalah salah seorang putra keturunan raja Pajajaran yang bernama prabu Siliwangi dari ibunya bernama Dewi Kumala Wangi. Mempunyai dua saudara yang bernama Dewi Rara Santang dan Walang Sungsang.
Prabu Kiansantang lahir tahun 1315 Masehi di Pajajaran yang sekarang Kota Bogor. Pada usia 22 tahun tepatnya tahun 1337 masehi Prabu Kiansantang diangkat menjadi dalem Bogor ke 2 yang saat itu bertepatan dengan upacara penyerahan tongkat pusaka kerajaan dan penobatan Prabu Munding Kawati, putra Sulung Prabu Susuk Tunggal, menjadi panglima besar Pajajaran. Guna mengenang peristiwa sakral penobatan dan penyerahan tongkat pusaka Pajajaran tersebut, maka ditulislah oleh Prabu Susuk Tunggal pada sebuah batu, yang dikenal sampai sekarang dengan nama Batu Tulis Bogor.
Peristiwa itu merupakan kejadian paling istimewa di lingkungan Keraton Pajajaran dan dapat diketahui oleh kita semua sebagai pewaris sejarah bangsa khususnya di Jawa Barat. Prabu Kiansantang merupakan sinatria yang gagah perkasa, tak ada yang bisa mengalahkan kegagahannya. Sejak kecil sampai dewasa yaitu usia 33 tahun, tepatnya tahun 1348 Masehi, Prabu Kiansantang belum tahu darahnya sendiri dalam arti belum ada yang menandingi kegagahannya dan kesaktiannya disejagat pulau Jawa.
Sering dia merenung seorang diri memikirkan, “dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi kesaktian dirinya”. Akhirnya Prabu Kiansantang memohon kepada ayahnya yaitu Prabu Siliwangi supaya mencarikan seorang lawan yang dapat menandinginya. Sang ayah memanggil para ahli nujum untuk menunjukkan siapa dan dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi Prabu Kiansantang. Namun tak seorangpun yang mampu menunjukkannya.
Tiba-tiba datang seorang kakek yang memberitahu bahwa orang yang dapat menandingi kegagahan Prabu Kiansantang itu adalah Sayyidina Ali, yang tinggal jauh di Tanah Mekah. Sebetulnya pada waktu itu Sayyidina Ali telah wafat, namun kejadian ini dipertemukan secara goib dengan kekuasaan Alloh Yang Maha Kuasa.
Lalu orang tua itu berkata kepada Prabu Kiansantang: “Kalau memang anda mau bertemu dengan Sayyidina Ali harus melaksanakan dua syarat: Pertama, harus mujasmedi dulu di ujung kulon. Kedua, nama harus diganti menjadi Galantrang Setra (Galantrang – Berani, Setra – Bersih/ Suci). Setelah Prabu Kiansantang melaksanakan dua syarat tersebut, maka berangkatlah dia ke tanah Suci Mekah pada tahun 1348 Masehi.
Setiba di tanah Mekah beliau bertemu dengan seorang lelaki yang disebut Sayyidina Ali, namun Kiansantang tidak mengetahui bahwa laki-laki itu bernama Sayyidina Ali. Prabu Kiansantang yang namanya sudah berganti menjadi Galantrang Setra menanyakan kepada laki-laki itu: “Kenalkah dengan orang yang namanya Sayyidina Ali?” Laki-­laki itu menjawab bahwa ia kenal, malah bisa mengantarkannya ke tempat Sayyidina Ali.
Sebelum berangkat laki-laki itu menancapkan dulu tongkatnya ke tanah, yang tak diketahui oleh Galantrang Setra. Setelah berjalan beberapa puluh meter, Sayyidina Ali berkata, “Wahai Galantrang Setra tongkatku ketinggalan di tempat tadi, coba tolong ambilkan dulu.” Semula Galantrang Setra tidak mau, namun Sayyidina Ali mengatakan, “Kalau tidak mau ya tentu tidak akan bertemu dengan Sayyidina Ali.”
Terpaksalah Galantrang Setra kembali ketempat bertemu, untuk mengambilkan tongkat. Setibanya di tempat tongkat tertancap, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sebelah tangan, dikira tongkat itu akan mudah lepas. Ternyata tongkat tidak bisa dicabut, malahan tidak sedikitpun berubah. Sekali lagi dia berusaha mencabutnya, tetapi tongkat itu tetap tidak berubah. Ketiga kalinya, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sekuat tenaga dengan disertai tenaga bathin. Tetapi dari pada kecabut, malahan kedua kaki Galantrang Setra amblas masuk ke dalam tanah, dan keluar pulalah darah dari seluruh tubuh Galantrang Setra.
Sayyidina Ali mengetahui kejadian itu, maka beliaupun datang. Setelah Sayyidina Ali tiba, tongkat itu langsung dicabut sambil mengucapkan Bismillah dan dua kalimat syahadat. Tongkatpun terangkat dan bersamaan dengan itu hilang pulalah darah dari tubuh Galantrang Setra. Galantrang Setra merasa heran kenapa darah yang keluar dari tubuh itu tiba-tiba menghilang dan kembali tubuhnya sehat.
Dalam hatinya ia bertanya. “Apakah kejadian itu karena kalimah yang diucapkan oleh orang tua itu tadi?”. Kalaulah benar, kebetulan sekali, akan kuminta ilmu kalimah itu. Tetapi laki-laki itu tidak menjawab. Alasannya, karena Galantrang Setra belum masuk Islam. Kemudian mereka berdua berangkat menuju kota Mekah. Setelah tiba di kota Mekah, dijalan ada yang bertanya kepada laki-laki itu dengan sebutan Sayyidina Ali. “Kenapa anda Ali pulang terlambat?”. Galantrang Setra kaget mendengar sebutan Ali tersebut.
Ternyata laki-laki yang baru dikenalnya tadi namanya Sayyidina Ali. Setelah Prabu Kiansantang meninggalkan kota Mekah untuk pulang ke Tanah Jawa (Pajajaran) dia terlunta-lunta tidak tahu arah tujuan, maka dia berpikir untuk kembali ke tanah Mekah lagi. Maka kembalilah Prabu Kiansantang dengan niatan akan menemui Sayyidina Ali dan bermaksud masuk agama Islam. Pada tahun 1348 Masehi Prabu Kiansantang masuk agama Islam, dia bermukim selama dua puluh hari sambil mempelajari ajaran agama Islam. Kemudian dia pulang ke tanah Jawa (Pajajaran) untuk menengok ayahnya Prabu Siliwangi dan saudara-saudaranya. Setibanya di Pajajaran dan bertemu dengan ayahnya, dia menceritakan pengalamannya selama bermukim di tanah Mekah serta pertemuannya dengan Sayyidina Ali. Pada akhir ceritanya dia memberitahukan dia telah masuk Islam dan berniat mengajak ayahnya untuk masuk agama Islam. Prabu Siliwangi kaget sewaktu mendengar cerita anaknya yang mengajak masuk agama Islam. Sang ayah tidak percaya, malahan ajakannya ditolak. Tahun 1355 Masehi Prabu Kiansantang berangkat kembali ke tanah Mekah, jabatan kedaleman untuk sementara diserahkan ke Galuh Pakuan yang pada waktu itu dalemnya dipegang oleh Prabu Anggalang. Prabu Kiansantang bermukim di tanah Mekah selama tujuh tahun dan mempelajari ajaran agama Islam secara khusu. Merasa sudah cukup menekuni ajaran agama Islam, kemudian beliau kembali ke Pajajaran tahun 1362 M. Beliau berniat menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa. Kembali ke Pajajaran, disertai oleh Saudagar Arab yang punya niat berniaga di Pajajaran sambil membantu Prabu Kiansantang menyebarkan agama Islam. Setibanya di Pajajaran, Prabu Kiansantang langsung menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat, karena ajaran Islam dalam fitrohnya membawa keselamatan dunia dan akhirat. Masyarakat menerimanya dengan tangan terbuka. Kemudian Prabu Kiansantang bermaksud menyebarkan ajaran agama Islam di lingkungan Keraton Pajajaran.
Setelah Prabu Siliwangi mendapat berita bahwa anaknya Prabu Kiansantang sudah kembali ke Pajajaran dan akan menghadap kepadanya. Prabu Siliwangi yang mempunyai martabat raja mempunyai pikiran. “Dari pada masuk agama Islam lebih baik aku muninggalkan istana keraton Pajajaran”. Sebelum berangkat meninggalkan keraton, Prabu Siliwangi merubah Keraton Pajajaran yang indah menjadi hutan belantara. Melihat gelagat demikian, Prabu Kiansantang mengejar ayahnya. Beberapa kali Prabu Siliwangi terkejar dan berhadapan dengan Prabu Kiansantang yang langsung mendesak sang ayah dan para pengikutnya agar masuk Islam. Namun Prabu Siliwangi tetap menolak, malahan beliau lari ke daerah Garut Selatan ke salah satu pantai. Prabu Kiansantang menghadangnya di laut Kidul Garut, tetapi Prabu Siliwangi tetap tidak mau masuk agama Islam.
Dengan rasa menyesal Prabu Kiansantang terpaksa membendung jalan larinya sang ayah. Prabu Siliwangi masuk kedalam gua, yang sekarang disebut gua sancang Pameungpeuk. Prabu Kiansantang sudah berusaha ingin meng Islamkan ayahnya, tetapi Alloh tidak memberi taufiq dan hidayah kepada Prabu Siliwangi.
Prabu Kiansantang kembali ke Pajajaran, kemudian dia membangun kembali kerajaan sambil menyebarkan agama Islam ke pelosok-pelosok daerah, dibantu oleh saudagar arab sambil berdagang. Namun istana kerajaan yang diciptakan oleh Prabu Siliwangi tidak dirubah, dengan maksud pada akhir nanti anak cucu atau generasi muda akan tahu bahwa itu adalah peninggalan sejarah nenek moyangnya.
Sekarang lokasi istana itu disebut Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1372 Masehi Prabu Kiansantang menyebarkan agama Islam di Galuh Pakuwan dan dia sendiri yang mengkhitanan orang yang masuk agama Islam. Tahun 1400 Masehi, Prabu Kiansantang diangkat menjadi Raja Pajajaran menggantikan Prabu Munding Kawati atau Prabu Anapakem I. Namun Prabu Kiansantang tidak lama menjadi raja karena mendapat ilham harus uzlah, pindah dari tempat yang ramai ketempat yang sepi.
Dalam uzlah itu beliau diminta agar bertafakur untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam rangka mahabah dan mencapai kema’ripatan. Kepada beliau dimintakan untuk memilih tempat tafakur dari ke 3 tempat yaitu Gunung Ceremai, Gunung Tasikmalaya, atau Gunung Suci Garut. Waktu uzlah harus dibawa peti yang berisikan tanah pusaka. Peti itu untuk dijadikan tanda atau petunjuk tempat bertafakur nanti, apabila tiba disatu tempat peti itu godeg/ berubah, maka disanalah tempat dia tafakur, dan kemudian nama Kiansantang harus diganti dengan Sunan Rohmat. Sebelum uzlah Prabu Kiansantang menyerahkan tahta kerajaan kepada Prabu Panatayuda putra tunggal Prabu Munding Kawati. Setelah selesai serah terima tahta kerajaan dengan Prabu Panatayuda, maka berangkatlah Prabu Kiansantang meninggalkan Pajajaran.
Yang dituju pertama kali adalah gunung Ceremai. Tiba disana lalu peti disimpan diatas tanah, namun peti itu tidak godeg alias berubah. Prabu Kiansantang kemudian berangkat lagi ke gunung Tasikmalaya, disana juga peti tidak berubah. Akhirnya Prabu Kiansantang memutuskan untuk berangkat ke gunung Suci Garut. Setibanya di gunung Suci Garut peti itu disimpan diatas tanah secara tiba-tiba berubah/ godeg.
Dengan godegnya peti tersebut, itu berarti petunjuk kepada Prabu Kiansantang bahwa ditempat itulah, beliau harus tafakur untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tempat itu kini diberi nama Makam Godog. Prabu Kiansantang bertafakur selama 19 tahun. Sempat mendirikan Mesjid yang disebut Masjid Pusaka Karamat Godog yang berjarak dari makam godog sekitar kurang lebih 1 Km. Prabu Kiansantang namanya diganti menjadi Syeh Sunan Rohmat Suci dan tempatnya menjadi Godog Karamat. Beliau wafat pada tahun 1419 M atau tahun 849 Hijriah. Syeh Sunan Rohmat Suci wafat ditempat itu yang sampai sekarang dinamakan Makam Sunan Rohmat Suci atau Makam Karamat Godog.